Belimbing darah: Buah Tropis Borneo sing ada lawan

belimbing darah, Borneo, buah tropis, phyllanthaceae, baccaurea angulata

Varunadvipa, yang kini kita kenal sebagai Kalimantan. Adalah sepotong surga yang mempesona di bumi. Keberadaannya yang unik dan kekayaan alam Borneo yang tak tertandingi, termasuk buah belimbing darah, adalah perwujudan dari keindahan dan keajaiban pulau ini yang layak dijaga dan dijelajahi oleh kita semua.

Salah satu keajaiban yang ada di pulau terbesar ke-3 dunia dengan luas 743.330 km² ini adalah keberadaan beragam buah tropis yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia. 

Salah satunya adalah buah belimbing darah. Belimbing darah adalah buah yang memikat dengan kulit merah menyala dan rasanya yang unik. Buah ini adalah salah satu contoh sempurna dari kekayaan alam Kalimantan.

Ketika Anda memandang belimbing darah, Anda tidak hanya melihat buah, tetapi Anda juga melihat cerminan keberagaman alam pulau ini. Kulit tebal dan merah cerahnya mencerminkan semangat hidup dan keindahan pulau ini. 

Belimbing darah bukan saja buah eksotik hutan tropis Borneo. Juga mengandung protein, karbohidrat, serat, mineral, dan vitamin C.
 Ketika memetiknya, Anda merasakan sentuhan kelezatan yang tak tiada tara. Hal itu tentu akan menjadi pengalaman yang menghubungkan manusia dengan alam, dengan Keajaiban Kalimantan yang memanjakan kita dengan buah-buahan. Aneka tawaran makanan segar yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mengajak kita untuk lebih menghargai keanekaragaman alam yang luar biasa di pulau ini.

Jadi, Varunadvipa, yang kini kita kenal sebagai Kalimantan, adalah sepotong surga yang mempesona di Bumi. Keberadaannya yang unik dan kekayaan alamnya yang tak tertandingi, termasuk buah belimbing darah, adalah perwujudan dari keindahan dan keajaiban pulau ini yang layak dijaga dan dijelajahi oleh kita semua.

Belimbing darah, atau belimbing merah. Mafhumkah Anda akan buah eksotik yang tumbuh di bumi Bprneo?

Buah ini serupa dengan belimbing, tetapi memiliki kulit yang lebih tebal dan berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, buah ini juga dikenal dengan nama-nama seperti asem ketiak, pidau, umbing, umbung, bonit, belimbing hutan, embaling, embaling bobou, ujung, uchong, ucokng, dan tampoi hutan.

Pohon belimbing darah adalah pohon kecil yang tingginya berkisar antara 6 hingga 21 meter. Pepagan pohon ini berwarna cokelat, dan daun-daunnya tersebar dengan tangkai daun yang panjangnya berkisar antara 2 hingga 12,5 cm. Daunnya berbentuk jorong hingga bundar telur sungsang, dengan permukaan atas yang hijau gelap atau kusam dan sisi bawah yang hijau pucat.

Buah belimbing darah mengandung biji 1-3, berbentuk bulat telur sungsang, dan penampangnya menyerupai bintang (mirip dengan belimbing). Buah ini berwarna merah, merah jambu, ungu, atau merah kecokelatan.

Belimbing darah tumbuh secara alami di hutan-hutan primer dan sekunder di Kalimantan, serta di tepi sungai. Mereka dapat ditemukan pada ketinggian antara 0 hingga 800 meter di atas permukaan laut, terutama di tanah laterit atau tanah pasir. Buahnya dapat dipanen sepanjang musim, tidak mengenal tahun.

Buah belimbing darah dimakan segar, dengan bijinya memiliki rasa asam hingga manis, sementara kulit bijinya memiliki rasa yang lebih asam. Buah belimbing darah mengandung protein, karbohidrat, serat, mineral, dan vitamin C. Sedemikian rupa, sehingga memiliki potensi sebagai bahan obat.

Belimbing darah adalah sejenis buah yang tumbuh di Kalimantan dengan kulit merah cerah, biji yang memiliki rasa asam hingga manis, dan memiliki potensi manfaat sebagai bahan obat karena kandungan gizinya yang beragam. 

Orang kelompok bahasa Bidayuh, menyebut buah ini: ucong.

Istilah umum/Bahasa Indonesia         : Belimbing Darah
Nama Ilmiah/Latin                            : Baccaurea Angulata
Famili                                               : Phyllanthaceae (Jambu-jambuan)
Genus                                              : Syzygium

 (Rangkaya Bada)
LihatTutupKomentar
Cancel