Gat Khaleb, Aktivis Mahasiswa '98 dari Pa' Upan: Catatan Harian Seorang Dewan

Gat, Adian Napitupulu, Pa' Upan, Krayan, Nunukan, Literasi Dayak, Batu Ruyud, Catatan Harian Seorang Dewan

  • Gat (kanan) bertemu dan berdiskusi dengan Masri Sareb di Jakarta mematangkan sekaligus memastikan terbit buku perdananya Catatan Harian Seorang Dewan.
Gat Khaleb.

Biasa disapa "Gat" saja. Sosok ugahari dari Pa' Upan, Krayan, Kalimantan Utara.

 "Gat," telah menjadi simbol kegigihannya dalam perjalanan hidupnya. Ini adalah kisah tentang seorang pria yang telah mengalami perubahan dramatis dari aktivis mahasiswa hingga seorang wakil rakyat yang memiliki tekad luar biasa untuk melayani masyarakatnya.

Gat Khaleb pernah berkuliah di Jakarta, sebuah kota yang penuh dengan impian dan peluang. Jakarta adalah kawah candradimuka. Tempat ia memulai perjalanan panjangnya dalam dunia aktivisme. 

Pada tahun 1988. Ketika Jakarta membara. Menjadi pusat gejolak politik dan perubahan, Gat bergabung dengan gelombang reformasi sebagai seorang aktivis mahasiswa. Gat berjuang bersama dengan semangat teman seperjuangannya, Adian Napitupulu. Mereka bersama-sama berusaha mewujudkan perubahan di tengah dinamika politik yang mengguncang bangsa ini.

Namun, setelah lulus, Gat membuat keputusan yang tak terduga. Ia memilih untuk kembali ke kampung halamannya, Krayan, dengan tujuan mulia: menjadi seorang guru. Gat merasa bahwa dengan menjadi seorang pendidik, ia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakatnya. Ia bahkan sempat menjadi kepala sekolah negeri sebelum mengambil langkah yang lebih berani.

Gat Khaleb tidak hanya berhenti sebagai seorang guru, ia memutuskan untuk mengejar panggilan lain yang lebih besar. Ia memutuskan untuk mencoba peruntungannya di dunia politik sebagai wakil rakyat dari Krayan dengan menumpang mobil partai yang simbolnya serupa Mercedes Benz warna bintang merah putih. 

Keputusan ini seolah-olah merupakan penggenapan dari kata-kata Julius Caesar: "Veni, Vidi, Vici" - saya datang, saya melihat, dan saya menang. Gat berhasil memenangkan hati rakyatnya dan menduduki posisi yang tinggi sebagai Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Nunukan.

Orang mau nyalon dewan cetak kalender dan poster, itu sudah jamak. Namun bacaleg nyetak buku? Ini literasi!

Pada saat ini, Gat Khaleb telah menemukan panggilannya yang sejati. Ia dengan tulus mengabdikan dirinya sebagai wakil rakyat, dan segala pikiran, tenaga, dan sumber dayanya ia curahkan untuk melayani masyarakatnya. Ia menjelaskan bahwa uang yang ia miliki bukanlah milik pribadinya, melainkan adalah harta yang harus kembali kepada rakyat yang telah mempercayainya.

Sampul muka belakang babu (bakal buku) Gat. Biru mercedes benz!

Meskipun Gat tahu bahwa politik bisa menjadi jalan untuk kekayaan, ia dengan tegas menyatakan bahwa ini bukanlah tujuannya. Baginya, politik adalah sarana untuk membuat peraturan dan undang-undang yang bermanfaat bagi masyarakatnya. Ia memberikan nasihat tulus bahwa jika seseorang hanya ingin menjadi kaya, maka politik bukanlah jalannya.

Tentu saja, perjalanan Gat tidak berhenti di situ. 

Di sela-sela acara partai di Jakarta, Gat bertemu dengan Masri Sareb, seorang pegiat literasi dan penulis nasional asal Jangkang, seorang Dayak Bidayuh yang tinggal di Jakarta. Gat dan Masri Sareb berdiskusi tentang literasi dan penulisan buku. Gat bahkan "berguru" pada Masri Sareb bagaimana teknik menulis buku yang bermutu dan berdaya-pikat. Ia tengah mempersiapkan naskah Catatan Harian Seorang Dewan,yang akan menjadi sarana "komunikasi politik"-nya jelang tahun Pemillu 2024.

Gat dengan antusiasme mengungkapkan, "Orang mau nyalon dewan cetak kalender dan poster, itu sudah jamak. Namun bacaleg nyetak buku? Ini literasi!" Gat tidak hanya ingin menjadi wakil rakyat yang melayani, tetapi juga seorang pionir dalam memajukan literasi dan pengetahuan di komunitasnya.

Katanya, "Kalau cetak kalender, tahun berganti, kalender disobek, dan tidak ada pertinggal. Brosur pun demikian. Usai ditempel, kadang mata pada gambar, dicoret, atau ditulisi, kemudian dirobek-robek. Tapi buku? Akan disimpan selamanya. Bila ada waktu, bisa dibaca."

Sekadar untuk diketahui bahwa Gat salah seorang dari 7 Deklarator Literasi Dayak di Batu Ruyud, Krayan Tengah, pada akhir tahun 2022.

Dengan semangatnya membara, Gat berencana untuk terus melanjutkan perjuangannya melalui jalur politik. Ia akan tetap menjadi wakil rakyat yang berdedikasi dan berkomitmen, sambil memajukan literasi dan pengetahuan di masyarakatnya. 

Gat adalah contoh nyata dari seseorang yang mengabdikan hidupnya untuk melayani rakyat dan memperjuangkan perubahan yang lebih baik.

Ada pesan penting dari perjalanan hidup Gat Khaleb: "Orang nyalon dewan cetak kalender dan poster, itu sudah jamak. Namun, bacaleg nyetak buku? Ini literasi!"

Rupanya, di kacamata-kudanya Gat. Literasi dasar (baca-tulis), tidak lepas dari literasi lain. Sebab saling kait. Literasi politik tanpa landasan pacu literasi dasar, sudah ketinggalan oleh lajunya mobil Mercedes Benz!

Gat, Gat.......! Ada ada aj! *)

LihatTutupKomentar
Cancel