Novel Berbahasa Dayak Kanayant "Senja dan Cinta yang Tenggelam di Desa Mentonyek" Diluncurkan di Jakarta

Senja dan Cinta yang Tenggelam di Desa Mentonyek

 


Jakarta – Peluncuran novel perdana berbahasa Dayak Kanayant yang berjudul "Senja dan Cinta yang Tenggelam di Desa Mentonyek", karya Paran Sakiu. Acara yang digelar di Gedung GKRI Epifania dan secara virtual melalui zoom meeting, Jumat (29/03/2024)

Peluncuran novel ini dihadiri oleh tokoh-tokoh ternama seperti Lawadi Nusah, Nini Magdalena, Rudito, Tri Wahyu Wicaksono, Chung Min, serta perwakilan dari organisasi masyarakat (Ormas) diantaranya Forum Dayak Kalimantan Barat Jakarta (FDKJ), Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Jakarta, dan DAD Jakarta.

Novel ini lahir dari motivasi yang mendalam terhadap kondisi masyarakat Dayak saat ini. Di mana tokoh utamanya, Udo, menggambarkan perjuangan pemuda Dayak yang berani melangkah dan merantau untuk mengubah keadaannya. 

Paran Sakiu mengungkapkan bahwa menulis novel dalam kurun waktu enam bulan. Beberapa cerita  dipublikasikan secara rutin di media pelitamentonyek.com. Antusiasme pembaca luar biasa, mereka pembaca setia yang senantiasa menanti kisah-kisah berikutnya. Para pembaca kemudian membentuk grup via WhatsApp yang menambah dorong penulis menerbitkannya dalam sebuah novel.

Acara peluncuran novel ini menjadi spesial karena bertepatan dengan ulang tahun penulis yang ke-53. Sebuah kado ulang tahun yang sangat istimewa. Kado yang bernilai abadi akan menjadi warisan bagi keluarga bahkan khalayak luas, secara khusus masyarakat Dayak.

Para hadirin juga mengungkapkan harapan agar novel ini bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Lebih lagi diterjemahkan juga dalam berbagai bahasa di dunia bahkan mendapat tempat di panggung nasional maupun internasional sebagai karya yang mengangkat budaya bangsa.

Matius Mardani selaku MC sekaligus mewakili penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD), mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan penulis kepada LLD. Novel berbahasa daerah Kanayant sebagai karya momumental. Menambah daftar karya sastra suku bangsa Dayak.

Kiranya, novel Senja dan Cinta yang Tenggelam di Desa Mentonyek" bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Dayak. Secara khusus generasi muda agar berani melangkah dan mengambil peran dalam memajukan bangsa. Lewat tulisan budaya Dayak dapat dikenal luas.

-- Danimasbro 


LihatTutupKomentar
Cancel