Penampakan Rumah Orang Dayak Tempo Dulu

Dayak, betang, Ensaid Panyae, Saham, Sungai Utik, Sintang, Landak, Kapuas Hulu, ngayau, tengkorak

sumber gambar: van Hulten.

PATIH JAGA PATI : Rubrik "Dayak Tempo Doeloe" menghadirkan sepotong sejarah yang kaya akan budaya dan kehidupan masyarakat Dayak pada masa lampau. 

Melalui penampakan tangga naik dan pintu masuk rumah tradisional Dayak (Betang), pembaca diingatkan akan kekayaan warisan budaya yang dimiliki oleh suku Dayak. 

Simbol kekuatan dan kemenangan

Pajangan tengkorak hasil kayauan menjadi simbol kekuatan dan keberanian dalam tradisi perang suku Dayak, sementara bubu mewakili keterampilan dalam menangkap ikan yang vital bagi kehidupan masyarakat tersebut.

Sebuah gambaran menarik muncul dari deskripsi itu: seorang bocah dengan bangga berdiri di antara simbol-simbol kehebatan dan alat hidup suku Dayak di masa lampau. Ini  menunjukkan bagaimana anak-anak Dayak dibesarkan dalam budaya yang kaya akan nilai-nilai keberanian, keahlian, dan keterampilan yang telah menjadi bagian penting dari identitas suku mereka selama berabad-abad.

Melalui rubrik ini, pembaca dapat memahami dan menghargai warisan budaya yang kaya dan beragam dari suku Dayak, serta memahami bagaimana kehidupan mereka telah berubah seiring waktu. 

Rubrik ini tidak sekadar memandang masa lampau sebagai nostalgia, tetapi sebagai cara untuk memahami dan menghargai perjalanan budaya dan sejarah suku Dayak.

Rumah betang tinggal kenangan

Betang, atau rumah panjang tradisional orang Dayak, memang menjadi bagian penting dari warisan budaya mereka. Meskipun rumah-rumah panjang semakin jarang dijumpai di sebagian besar wilayah Dayak, adanya beberapa contoh seperti rumah panjang Saham di Kabupaten Landak, Ensaid Panyae di Kabupaten Sintang, dan rumah panyae Sungai Utik di Kapuas Hulu, menunjukkan upaya untuk mempertahankan dan memelihara warisan budaya ini.

Rumah-rumah panjang tersebut tidak hanya merupakan tempat tinggal bagi komunitas Dayak, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan mereka. Di dalamnya, terdapat ruang untuk pertemuan, pesta adat, upacara keagamaan, dan berbagai aktivitas komunal lainnya.

Pentingnya mempertahankan rumah-rumah panjang ini tidak hanya terletak pada nilai sejarah dan budayanya, tetapi juga dalam menjaga identitas dan keberlanjutan budaya suku Dayak di tengah arus modernisasi yang terus berlangsung.

Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan dan merawat rumah-rumah panjang ini sangat penting bagi keberlangsungan budaya Dayak.

  • Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar
Cancel