Pelatihan Menulis bagi Kaum Muda di Keuskupan Ketapang
Suasana pelatihan menulis itu. |
Simpang Dua, 11 - 12 Mei 2024 - Dalam rangka merayakan Hari Komunikasi Sosial Dunia ke-58, Komsos Keuskupan Ketapang menyelenggarakan pelatihan menulis yang dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai paroki di Keuskupan Ketapang. Acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi merupakan ajang memupuk bakat literasi di kalangan umat.
Tiga narasumber tampil memberi semangat pada sesi pelatihan tersebut. RD. FX. Kurnia Yudatama yang biasa disapa Romo Koko membahas tema 'Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati'.
Dalam paparannya Romo Koko menyoroti pentingnya penggunaan media sosial secara bertanggung jawab sesuai arahan Paus Fransiskus."Perkembangan teknologi informasi sungguh luar biasa. Ia banyak membantu mempermudah kehidupan manusia. Namun di sisi lain, kalau tidak hati-hati dapat merugikan kehidupan kita" demikian penegasan Romo Koko.
Tina Lie, seorang figur muda berbakat pendiri Komunitas Bumi Menulis, memberikan panduan praktis tentang teknik menulis yang efektif. Dengan menekankan pentingnya membaca sebagai landasan utama, pegiat literasi yang jauh-jauh datang dari Keuskupan Sanggau ini membagikan tips berharga tentang menemukan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Tina Lie, "Kunci utama untuk menguasai ketrampilan tulisan-menulis adalah rajin membaca. Dengan membaca kita dapat menemukan inspirasi dari kehidupan sehari-hari, lewat tiga aspek penting: melihat, mendengar, dan merasakan". Dalam akhir sesinya, Tina Lie melatih para peserta untuk membuat cerpen.
Narasumber ketiga, Amon Stefanus, tak kalah semangat mengajak peserta memahami esensi menjadi "Penulis Dayak dalam Gereja Katolik". Ia menekankan bahwa setiap kisah, sebesar apa pun, memiliki potensi untuk menjadi bagian dari sejarah berharga bagi umat Katolik.
Pada akhir sesinya sosok yang telah menulis 14 buku ber-ISBN ini membimbing para peserta menyusun berita paroki.
Semangat dari acara ini menginspirasi peserta untuk terlibat aktif dalam karya pastoral di masing-masing paroki, menjadikan setiap tulisan sebagai jejak berharga dalam perjalanan rohani umat Katolik di Keuskupan Ketapang.
- AS