Tato Apai Janggut dan Panglima Jilah

Tato, bunga terong, Dayak, Iban, simbol, kedigdayaan, kekuatan, pengaruh, Borneo


Tato.

Bagi orang Dayak. Lebih dari sekadar gambar-gambar indah di kulit.

Dayak, pewaris bumi Borneo dengan 7 rumpun besar, 405 subsuku dengan 8 juta jiwa mengandung cerita dan makna yang menggurat dalam setiap garis dan motif. 

Di bahu kanan Apai Janggut, terdapat tato motif bunga terong yang memiliki makna mendalam. Meski sederhana dalam tampilan, motif ini memiliki simbolisme yang kaya. 

Dalam cerita Apai Janggut dan Panglima Jilah (PJ), tato-tato ini bukan hanya menjadikan kulitnya cantik, tetapi juga memaknai perjalanan hidup dan identitas. 

Motif bunga terong yang diabadikan di kulit Apai Janggut, sedangkan jejak Panglima Jilah (PJ) yang menyelimuti seluruh tubuhnya bukanlah sekadar hiasan, tetapi juga cerminan penyauhan dan perjalanan hidup yang tertulis dalam setiap goresan.

Di bahu kanan Apai Janggut, terdapat tato motif bunga terong yang memiliki makna mendalam. Meski sederhana dalam tampilan, motif ini memiliki simbolisme yang kaya. 

Bagi orang Iban, bunga terong mewakili penyauhan, dan tato ini menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang betapa jauh seseorang telah melangkah dalam perjalanannya. Tato ini menjadi jejak pengalaman dan petualangan yang tak terhapuskan.

Panglima Jilah (PJ) membawa tato yang meliputi seluruh tubuhnya. Setiap gambar dan garis menceritakan kisah hidupnya yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Kulitnya menjadi buku perjalanan yang menggambarkan kisah hidupnya dengan jelas. Sebagai seorang Panglima, tato-tato ini bukan hanya menghiasi tubuhnya, tetapi juga menjadi saksi bisu dari setiap perjuangan, kemenangan, dan kekalahan yang pernah dialaminya. Kulitnya menjadi peta hidup yang menampilkan jejak sejarah suku Iban.

Melalui tato-tato Apai Janggut dan Panglima Jilah, kita dapat belajar bahwa kulit tidaklah sekadar permukaan, tetapi juga medium untuk menyampaikan cerita dan makna yang mendalam. 

Di balik setiap tato, ada simbolisme yang memukau dan bermakna. Semua itu mengajak kita untuk merenung tentang perjalanan hidup, tekad, dan pengorbanan. Bunga terong yang terukir di kulit Apai Janggut mewakili keberanian dan semangat menjelajah, sementara tato PJ yang merentang di tubuhnya menggambarkan kehidupan sebagai medan perang penuh makna dan pengalaman berharga.

Tato-tato Apai Janggut dan Panglima Jilah bukan hanya dekorasi kulit semata, tetapi juga jendela ke dalam dunia cerita dan makna yang mendalam. 

Motif bunga terong dan jejak Panglima Jilah adalah bukti warisan budaya dan identitas suku Iban yang tercermin dalam setiap garis dan gambar. Tato-tato ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap tanda terdapat cerita yang layak dipelajari dan dihormati.*)

LihatTutupKomentar
Cancel