Krayan: Sepotong Surga yang Jatuh ke Bumi

Krayan, Dayak, Lun Dayeh, Kayan Mentarang, Krayan, the Hearts of Borneo, tana' tau, adan, padi, organik, garam gunung, Batu Sicien, Tang Payeh

 

  • Penampakan nuansa surga, alam Krayan dari atas ketinggian bukit Batu Sicien, Tang Payeh.

Borneo, pulau yang ketiga terbesar di jagad raya. Seakan melambai dengan megahnya di permukaan bumi. 

Luasnya merentang sejauh 743.330 kilometer persegi. Lebih mengesankan ketika diukur dalam mil persegi, yang mencapai 287.000. Luasan pulau yang dikenal Kalimantan ini dua kali lipat luas Jerman yang terhampar di benua Eropa.

Baca Ulang Uli : Ikan Hias Eksotik Khas Kalimantan Barat

Borneo dengan pesona kecantikan alamnya yang tak tertandingi, memeluk keberagaman tanah dan lautan. Hutan belantara yang menjulang tinggi menghadirkan lingkungan yang megah. Sedangkan pantainya yang berkilauan memeluk air yang selalu bergerak. Borneo, seolah-olah menceritakan kisah tentang keajaiban alam yang tak terbatas.

Di bawah langit yang luas dan di antara hamparan hutan yang tak berujung, Borneo adalah sebuah persembahan alam yang tak terlupakan. Dan seiring matahari terbenam, pulau ini terus menyimpan misteri dan keindahan yang tak terhingga, seperti buku terbuka yang menunggu untuk dibaca oleh siapa pun yang berani menjelajahinya.

Borneo, pulau dengan kekayaan alam yang melimpah, sering dianggap sebagai anugerah Tuhan yang tersenyum dalam ciptaannya. 

Dengan hutan belantara, pegunungan menjulang, dan sungai yang berliku, pulau ini memancarkan pesona alam yang tak tertandingi. Namun, seringkali kita lupa untuk benar-benar bersyukur akan keindahan dan kesuburan tanah Borneo yang melimpah.

Jika kita menilik peta, akan terasa kontras antara warna merah dan hijau yang mendominasi pulau ini. Namun, yang perlu dicatat adalah bahwa kehijauan sejati terletak di tempat-tempat yang ditinggali oleh orang Dayak, sebuah suku yang hidup dengan bijaksana dalam keseimbangan alam.

Krayan, sebuah bagian dari Dataran Tinggi Borneo, adalah salah satu contoh yang membantah stereotip tentang pemukiman Dayak. Di sini, kita menemukan bahwa keberagaman tidak hanya terbatas pada etnis, tetapi juga mencakup keberagaman keagamaan. 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2021, mayoritas penduduk Krayan menganut agama Kekristenan, dengan persentase mencapai 93,71%. 

Dari angka tersebut, Protestan mendominasi dengan 91,25%, sementara Katolik mencapai 2,46%. Bahkan, pemeluk Islam juga ada sekitar 6,29%. Krayan adalah tempat di mana gereja Protestan dan gereja Katolik berdampingan sebagai simbol kesatuan dan persatuan (am)

Kiranya data ini menggambarkan kenyataan apa adanya. Tepatnya 91 tahun silam, Injil masuk membelah kegelapan dunia Krayan. Membuat masyarakat yang sebelumnya belum mengenal Tuhan, menjadi mengenal Tuhan yang menyelamatkan dan menghidupkan. Kedatangan misionaris C & MA dari Amerika yakni Presswood dan Wellfinger, telah mengubah hidup dan budaya manusia Krayan.

Krayan sepotong surga yang jatuh ke bumi. Keaslian nunsa alamnya dipadukan dengan kebijaksanaan Suku Dayak Lun Dayeh dalam mengelola sumber daya alam. Menjadikan Krayan sebagai pusat penelitian yang menarik bagi lembaga nirlaba internasional.

Namun, kekayaan Krayan tidak terbatas pada keberagaman agama dan budaya. Kecamatan ini juga dikenal sebagai penghasil beras terbesar di Kabupaten Nunukan. 

Beras adan, padi organik berkualitas tinggi, menjadi kebanggaan yang sering diekspor ke Malaysia dan Brunei, menghidupkan ekonomi lokal. Selain itu, Krayan dikenal memiliki komoditas unik berupa garam gunung, hasil dari pengolahan sumur air bergaram.

Sebagian wilayah Krayan adalah bagian dari Taman Nasional Kayan Mentarang, sebuah tempat yang menyimpan keanekaragaman hayati yang menakjubkan. 

Keaslian alam Krayan dipadukan dengan kebijaksanaan Suku Dayak Lun Dayeh dalam mengelola sumber daya alam. Menjadikan Krayan sebagai pusat penelitian yang menarik bagi lembaga nirlaba internasional. 

Dengan potensi besar sebagai tujuan pariwisata, Krayan siap menyambut para pelancong yang ingin menjelajahi keindahan geografis, etnis, dan budaya yang luar biasa.

Baca Belimbing Darah: Buah Tropis Borneo Sing Ada Lawan

Perjalanan menuju Krayan, kabupaten Nunukan, dapat ditempuh melalui transportasi udara, dengan penerbangan dari Bandara Nunukan, Malinau, atau Tarakan menuju Bandara Perintis Long Bawan, Long Padi, dan Ba' Binuang. Wilayah ini juga berbatasan langsung dengan distrik Libang di Sarawak, Malaysia. Membuat hubungan lintas negara yang kuat.

Krayan adalah permata tersembunyi yang memikat hati. 

Sebuah kisah tentang kekayaan alam, kebijaksanaan budaya, dan rasa syukur yang harus kita bawa dalam setiap langkah kita menjelajahi sepotong surga yang benar-benar jatuh ke bumi.

Selama ratusan, bahkan ribuan tahun lamanya, orang-orang Dayak, suku asli yang menjadi penjaga setia Krayan, telah menjaga dan merawat tanah warisan leluhur dengan cinta dan kebijaksanaan. Mereka adalah pelindung setia alam, penjaga rahasia hutan, dan penjaga utama yang berdiri di garis depan, menjaga keseimbangan bumi yang mereka cintai.

Di bawah sinar matahari yang tidak terasa menyengat kulit atau rembulan yang bersinar di malam, Dayak Krayan menorehkan jejak masa lalu yang mengalir dalam darah mereka. Mereka adalah penjaga suci, yang melestarikan tradisi, kebijaksanaan, dan rasa hormat terhadap alam.

Jadi, siapa lagi yang layak kita berikan garansi untuk menjaga keindahan bumi ini selain kepada penduduk lokal? 

Orang Dayak adalah cerminan dari harmoni yang mungkin dicapai manusia dengan alam, sebuah kekuatan yang tak terbantahkan dalam memelihara bumi, air, tanah, udara, dan segala yang terlihat dan yang tak terlihat di Bumi Krayan. 

Dalam mata batin manusia Krayan. Kita dapat menemukan kisah keberlanjutan yang dalam. Tentang kisah cinta yang mendalam terhadap tanah yang mereka panggil sebagai "surga di bumi". 

Peringatan dan penguatan oleh Dr. Yansen, TP, M.Si.
Sebagai putra Krayan, yang lahir di Pe' Upan, Yansen memberi peringatan sekaligus penguatan.

Sementara menjalankan berbagai rutinitas dan tanggung jawabnya sebagai wakil gubernur Kalimantan Utara, Yansen merasa bahwa sangat penting untuk hadir di Long Umung, Krayan, sebagai tanda nyata bahwa Krayan "surga di bumi". 

  • Dr. Yansen, TP, M.Si.
Menurut Yansen, Krayan adalah benar-benar sebuah surga di dunia, tetapi dia juga menyadari bahwa akhir-akhir ini keterbukaan dan arus globaliasi kian menggerus etika moral manusia Krayan yang dasarnya dibangun di atas batu karang oleh misionaris dari Amerika, Presswood dan Wellfinger. 

Dalam pertemuan memperingati 91 karya misi di Krayan tersebut, Yansen bertanya kepada para hadirin, "Siapa yang merasa sempurna?" Pertanyaan ini mencerminkan pemahaman Yansen bahwa manusia sempurna sebagai makhluk ciptaan Tuhan, citra, sekaligus mitra-Nya. Manusia adalah "gambar dan rupa" Tuhan.  Sehingga, meneruskan kalimatnya, "Jadilah di bumi sebagaimana dalam surga."

Kemudian, Yansen melanjutkan dengan pertanyaan, "Siapa yang ingin masuk surga?" dan semua hadirin menjawab dengan "amin." 

Dari respons hadirin ini, terlihat bahwa keinginan semua orang adalah untuk mencapai surga, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. 

Yansen kemudian menjelaskan, "Kita tidak sedang menuju surga, melainkan sedang menjalaninya dengan hidup normal, berkualitas, dan sempurna."

Pesan ini menekankan pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh kualitas dan integritas, mencari kebaikan dalam tindakan sehari-hari, dan menjaga kelestarian Krayan sebagai cerminan surga di dunia. 

Selain itu, pesan ini juga mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan menuju ke surga, tindakan kita di dunia ini harus mencerminkan nilai-nilai moral yang tinggi dan kualitas kehidupan yang sejati.

Suatu prasetya mulia yang diikrarkan untuk menjaga "tana' tau" demi keberlangsungan generasi mendatang. Dan untuk keabadian. (Rangkaya Bada)

LihatTutupKomentar
Cancel