Tiwi Etika Pakar Filsafat India | Ensiklopedia Profesor Dayak 9

Dayak, Tiwi Etika, perempuan, Kaharingan, Institut Agama Hindu Negeri IAHN Tampung Penyang Palangka Raya

Prof. Tiwi Etika, Ph.D.

PATIH JAGA PATI : Tiwi Etika menambah senarai Profesor di kalangan suku bangsa Dayak - Indonesia. Kita patut bangga atas capaian yang tidak mudah ini.

Baca narasi sebelumnya Holten Sion, Pendidikan Disiplin Tak Mesti Keras | Ensiklopedia Profesor Dayak 8

Selama 22 tahun mengabdi sebagai pendidik di IAHN Tampung Penyang. Hari Minggu 14 Januari 2024, Tiwi menerima Surat Keputusan (SK) Guru Besar yang diserahkan oleh Bimas Hindu atas nama Menteri Agama RI.

Dikukuhkan sebagai Guru Besar

Pada 15 Januari 2024, perempuan penganut Kaharingan ini dikukuhkan sebagai Profesor di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya. Menurut catatan Masri Sareb Putra, Tiwi adalah profesor Dayak yang ke-39.

Baca Usop : Ensiklopedia Profesor Dayak 1

Tentunya, bukan hanya kebangaan Dayak, melainkan kebanggaan seluruh bangsa, sebab Tiwi memberikan nilai tambah terutama karena sumbangsih karya dan pemikirannya untuk keberlangsungan suku asli Nusantara.

Tiwi Etika menerima SK Guru Besar yang diserahkan oleh Dirjen Bimas Hindu atas nama Menteri Agama RI.

Pengakuan atas kontribusi Tiwi

Prestasi ini menandai kontribusi luar biasa Tiwi dalam mengangkat martabat dan pengetahuan mengenai tradisi Kaharingan serta warisan budaya suku Dayak. Dengan menjadi profesor ke-37 dari suku Dayak, Tiwi Etika bukan hanya menciptakan sejarah pribadi, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda dalam memelihara dan menghargai warisan budaya lokal. Keberhasilannya sebagai profesor memberikan semangat bagi pengembangan pengetahuan dan kearifan lokal di Indonesia.

Dalam konteks kebangsaan, pencapaian Tiwi tidak hanya mencerminkan keunggulan akademisnya tetapi juga memberikan kontribusi berharga dalam pelestarian dan pengembangan keberagaman budaya di Indonesia. Ia menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk tetap menghargai dan memahami nilai-nilai tradisional yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan bangsa.

Baca Yetrie : Ensiklopedia Profesor Dayak 2

Tiwi Etika, anak kelima dari Iskandar dan Ramani, menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Kecamatan Montallat dan sekolah menengah atas di Palangka Raya. Gelar Sarjana (S1) dan Magister (S2) diraihnya di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Bali.

Adapun pendidikan doktoral dilanjutkannya di Universitas Burdwan, India (2008-2011), dengan periode post-doktoral di KITLV Leiden, Belanda (2018). Tiwi juga mengikuti kursus singkat Bahasa Hindi di Kendriya Hindi Sansthan, Agra, India (1998-1999). Sejak mahasiswa Sarjana di Denpasar, Tiwi terlibat dalam kepemimpinan, menjadi Ketua Senat Mahasiswa selama dua periode (1999-2001) dan Wakil Ketua KNPI Bali (2000-2003).

Setelah menyelesaikan S-1 di Bali, Tiwi kembali ke Kalimantan Tengah, menjadi PNS di Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya sejak 2001.

Gelar doktoralnya dalam Filsafat Hindu dari Universitas Burdwan mengarahkannya untuk fokus penelitian, menulis artikel, dan buku mengenai tradisi Kaharingan, termasuk aspek sejarah, teologi, dan filosofi.

Tiwi aktif menulis sejak tahun 2001

Tiwi aktif menulis sejak tahun 2001, dimulai dari tugas akhir S-1 tentang Eksistensi Sangku Tambak Raja. Tesis Magister membahas Aspek Ketuhanan Dalam Kitab Suci Panaturan dan Identifikasi dari perspektif teologi Hindu.

Bawi olo itah ini meneliti integrasi Kaharingan ke dalam Hindu Dharma (2007), memberikan gambaran Hindu Kaharingan (2007), dan menulis buku Mutiara Isen Mulang (2015) bersama Damianus Syiok.

Pada 2017, karyanya membahas Konsep Ketuhanan Dalam Ajaran Hindu Kaharingan dan Penuturan Konsep Panca Sradha dalam Kitab Panaturan, serta puluhan artikel tentang tradisi Kaharingan, terutama dari suku Dayak Dusun dan Dayak Ngaju. Tiwi berkontribusi pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang. Ia membawa makalah spesial bertajuk "Agama Asli Suku Dayak: Tantangan dan Masa Depannya," yang dibukukan dalam buku prosiding seminar Menjadi Dayak Tanpa Sekat.

Tiwi juga menjadi ketua panitia seminar internasional "Hinduism in the Millennial Era" di Palangka Raya pada Oktober 2019. Dalam konteks organisasi, Tiwi menjadi Wakil Ketua MB-AHK Pusat sejak 2014, Wakil Ketua PHDI Provinsi Kalimantan Tengah sejak 2012, Wakil Ketua Wanita Hindu Kaharingan Provinsi Kalimantan Tengah sejak 2019, dan memiliki peran signifikan di berbagai organisasi keagamaan dan cendikiawan Hindu.

Di tingkat akademis, Tiwi menjabat sebagai Dekan Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya di IAHN Tampung Penyang Palangka Raya sejak 2018.

Di tingkat internasional, ia menjadi anggota Yayasan Internasional ICCS-USA (International Center for Cultural Studies United States of America).

-- Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar
Cancel