Senganan Sekadau

Senganan, Sinan, Melayu, Benawas, Ketungau Tesaek, Sekadau, Dayak, Benawas, Kerabat

 

  • Penulis bersama warga Senganan Sekadau yang menekuni profesi sebagai tukang.

PATIH JAGA PATI : Senganan. Sinan. Melayu. Apabila Anda ke wilayah Sanggau, Sekadau, Sintang, dan Putussibau maka bertemu dengan sebutan yang disematkan kepada suatu komunitas itu. 

Entitas yang berbeda. Namun, sering disalahmengerti. Bahkan dicampurbaurkan. Akan tetapi, orang setempat umumnya membedakannya.

Senganan tidak identik Melayu 

Khusus di Sekadau, dikenal "Dayak Sekadau". Siapa sebenarnya klan atau komunitas yang dimaksudkan ini?

Dayak Tidak Dari Mana Pun, Melainkan Asli Borneo

Dayak Sekadau tersebar di wilayah sepanjang Sungai Ketungau, yang saat ini berada dalam wilayah administratif Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat. 

Wilayah ini memiliki ciri khas geografis yang mencakup sungai-sungai, gunung, dan hutan hujan tropis yang kaya akan sumber daya alam. Lingkungan ini telah mempengaruhi kehidupan dan budaya masyarakat Dayak Sekadau selama berabad-abad.

Penggolongan Bahasa IBA 21 yang digunakan oleh Dayak Sekadau adalah salah satu aspek penting dari budaya mereka. Bahasa ini mengandung kaya akan pengetahuan tradisional, mitologi, lagu-lagu tradisional, dan sejarah lisan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Bahasa juga mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan dalam budaya Dayak Sekadau.

Masyarakat Dayak Sekadau biasanya hidup dari berburu, bertani, dan memanfaatkan sumber daya hutan. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tumbuhan dan hewan di lingkungan mereka, serta cara beradaptasi dengan alam. Kehidupan sehari-hari mereka sering terkait dengan aktivitas pertanian seperti bertani padi, sayuran, dan buah-buahan.

Seperti banyak komunitas Dayak lainnya, Dayak Sekadau juga memiliki beragam upacara dan ritual tradisional yang penting dalam budaya mereka. Ini termasuk upacara adat, perayaan panen, dan upacara-upacara yang terkait dengan siklus alam dan kepercayaan spiritual.

Seperti banyak masyarakat adat di seluruh dunia, Dayak Sekadau juga menghadapi tantangan akibat perkembangan modern, urbanisasi, dan perubahan lingkungan. Ini dapat mempengaruhi cara hidup tradisional mereka dan memicu diskusi tentang bagaimana melestarikan warisan budaya mereka sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.

Sejarah migrasi, seperti yang Anda sebutkan, telah memainkan peran penting dalam membentuk komunitas Dayak Sekadau. Ini mencerminkan bagaimana komunitas-komunitas budaya sering kali tumbuh dan berubah melalui kontak dengan kelompok-kelompok lain.

Adanya pemahaman tentang kepentingan melestarikan bahasa dan budaya Dayak Sekadau, upaya dapat dilakukan untuk mendokumentasikan pengetahuan lisan, mempromosikan pendidikan bahasa dan budaya tradisional, serta melibatkan generasi muda dalam upaya pelestarian ini.

Senganan Sekadau

Dengan menjaga kesadaran akan sejarah, bahasa, dan budaya Dayak Sekadau, kita dapat memahami dan menghormati keragaman budaya yang kaya di Kalimantan Barat serta berkontribusi pada upaya pelestarian warisan budaya yang berharga ini.

Baca

  • Pemukiman Senganan Sekadau di tepian Sungai Sekadau.

Senganan Sekadau asal usulnya adalah orang Ketungau Tesaek dan Mualang. Mereka ini kelompok telah meninggalkan adat istiadatnya karena memeluk agama yang berbeda dengan Dayak asli dan pada umumnya. Sedangkan Benawas tetap menjalankan adat-istiadat yang mirip seperti Ketungau Tesaek. 

Kerabat Ketungau Tesaek

Di beberapa kampung orang Senganan di Sekadau dan sekitarnya, mereka masih berkerabat dengan orang orang Ketungau Tesaek. Demikian juga halnya dengan orang Benawas. 

Komunitas/ klan Senganan Sekadau  hari ini masih cukup banyak bilangannya. Mereka tinggal dan bermukim di pesisir. Umumnya di sekitaran bantaran Sungai Sekadau dan Sungai Kapuas, pasar Sekadau, seberang Kapuas, dan sebagian di Tapang Semada'.

  • Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar
Cancel