Patih Jaga Pati Hadiri Ritual Adat Munyokng

Hulu Aik, Patih Jaga Pati, Ritual Adat Munyokng, aman Sembilan Domong Sepuluh, Ketapang


PATIH JAGA PATI: Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Raden Cendaga Pintu Jaga Banua, Alexander Wilyo, S. STP., M. Si. menghadiri ritual adat Munyokng, di kompleks Kepatihan Jaga Pati, Rabu (1/5/2024). 

Dalam ritual Munyokng yang dipimpin oleh Kanuroh Awan 3 tersebut, selain Patih Jaga Pati, hadir juga Singa Bansa, Raja Hulu Aik ke-51. 

Ritual adat Munyokng menurut tradisi Simpang Sekayok tersebut adalah ritual bepadah dan bapinta ke Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai untuk kelancaran acara adat Menaiki Rumah Agong Jurong Tinggi (peresmian) Balai Kepatihan Jaga Pati, yang akan berlangsung 2-4 Mei 2024.

Rundown Acara

Sesuai rundown acara Panitia, hari pertama besok, 2 Mei, akan diawali dengan ritual Adat Menait Bale Kepatihan (ritual manaik Balai Kepatihan), yang dipimpin oleh Sutaragi (pemimpin ritual Kerajaan Hulu Aik). 

Usai Menait Bale dilanjutkan dengan acara ritual Buang Sial ke Sungai Pawan di Rumah Adat Lingkar Kota. Acara ini akan dipimpin oleh Sutaragi Kerajaan Hulu Aik juga. 

Penampakan salah satu upacara adat dan ritual Kerajaan Hulu Aik yang masih hidup.

Setelah ritual adat Buang Sial, acara dilanjutkan dengan ritual adat Timang Tanduk Sengiang Holang (menari adat ala Kerajaan Hulu Aik) di Balai Kepatihan.

Setelah itu, pada pukul 19.00 wib akan diadakan konferensi pers di Pondok Kepatihan Jaga Pati. 

Keesokan harinya, 3 Mei 2024, acara diawali dengan penyambutan Raja Hulu Aik ke-51, Patih Jaga Pati, para domong serta para tamu dengan ritual adat Kutamaro (adat penyambutan menurut tradisi Pesaguan Sekayuk). 

Setelah itu, Raja Hulu Aik ke-51, Patih Jaga Pati, para domong serta para tamu Iringan disambut dengan adat Ngalu (penyambutan tamu secara adat menurut tradisi Simpang Sekayok. 

Kemudian,  Raja Hulu Aik ke-51, Patih Jaga Pati, para domong serta para tamu berjalan menuju tempat duduk dengan diiringi musik Senggayung dari Jalai Sekayuk, lalu disusul dengan tarian Beganjak dari Kendawangan Seakaran. 

Berikutnya adalah ritual adat pendirian Ponti’/Pantak Padagi. Pada kesempatan ritual adat pendirian Ponti’/Pantak Padagi ini diadakan juga ritual penyatuan tanah dan Air dari seluruh wilayah Laman Sembilan Domong Sepuluh. 

Usai ritual adat pendirian Ponti’/Pantak Padagi dilanjutkan acara makan beradat. 

etelah makan beradat dilanjutkan acara begendang, menari - beigal dengan gendang ala Kendawangan Seakaran. 

Launching buku Sumpah Kedaulatan Dayak

Hari ketiga, 4 Mei 2024, kegitan diawali dengan penyambutan tamu secara adat, atraksi silat, lalu disusul dengan tarian tunggal dan Beganjak, tarian penyambutan, 

Setelah itu dilanjutkan acara seremonial peresmian Balai Kepatihan Jaga Pati: Lagu Indonesia Raya, Mars Dayak, doa, laporan Panitia, launching buku Sumpah Kedaulatan Dayak, sambutan Patih Jaga Pati, penandatangan back drop cover buku oleh Patih Jaga Pati, sambutan tokoh etnis, sambutan Bupati Ketapang, tari Dayak Kreasi dengan tajuk Beramu, acara Kisar Pesalin menurut adat Jalai Sekayuk, acara begendang, menari - beigal ala Pesaguan Sekayuk, dan terakhir acara ramah tamah & hiburan. 

Sumbangan Berdatangan

Sejak tanggal 29 April, berbagai bentuk sumbangan untuk peresmian Balai Kepatihan pun mulai berdatangan ke markas Kepatihan Jaga Pati.

Subangan-sumbangan tersebut datang dari berbagai penjuru wilayah Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik. 

Wilayah Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik itu meliputi: Desa Darat Pantai Kapuas, Labai Lawai, Simpang Sekayok, Laur Jokak, Bihak Krio, Tayap-Kayong Gerunggang, Pesaguan Sekayok, Jalai Sekayok, Kendawangan Seakaran dan Kalteng.

Dari Simpang Sekayok misal, selain tenaga, mereka juga menyumbang beras, tuak, aneka sayur-mayur, babi, lemang, bambu, daun rirek dan lain-lainnya. 

Menurut Sudirnus, Domong Kerajaan Hulu Aik, tradisi menyumbang tersebut merupakan Umek Tating Bokal Sangu, yang sudah berlangsung sejak lama. Karena, dulu pun, setiap ada kegiatan Kerajaan Hulu Aik, masyarakat Laman Sembilan Domong Sepuluh wajib saling bergotong-royong. Ada yang menyumbang babi, sayur-mayur, ada yang menyumbang musik gong gamal dan lain-lain. (PR Kepatihan/ TT).

LihatTutupKomentar
Cancel