Gat Khaleb: Mencari Uang? Jangan Jadi Anggota Dewan!

PATIH JAGA PATI : Menulis buku untuk menyampaikan gagasan. Sekaligus medium komunikasi dengan konstituen adalah keputusan berani seorang Gat Khaleb. 

Mengapa demikian? Tidak lazim anggota dewan memberi buku kepada calon pemilihnya. Yang lazim adalah memberi sembako, kadang uang tunai.

 Tapi itulag Gat. Ia membukukan perasaan, pikiran, cita-cita, dan mimpinya dalam Catatan Harian  Seorang Wakil Rakyat. Suatu investasi berani yang diambilnya. Meski nyaris tidak terpilih dalam Pemilu Legislatif tahun 2024. 

Meski menang tipis, ia sadar betul bahwa perjuangannya dalam dunia politik membutuhkan dukungan dan pemahaman yang lebih dalam dari konstituennya.

Membagi buku, menang tipis

Dengan membagikan buku tersebut secara gratis kepada orang-orang yang tepat dan gemar membaca di Dapilnya di Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Gat Khaleb tidak hanya berusaha meningkatkan citranya sebagai seorang politisi yang peduli dan berintegritas, tetapi juga ingin memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakatnya.

Dalam bukunya, Gat Khaleb menceritakan pengalamannya sebagai seorang anggota dewan, tantangan yang dihadapinya, serta gagasan-gagasan untuk memajukan daerahnya. Ia tidak ragu untuk mengungkapkan pandangannya secara jujur dan tegas, bahkan jika itu berarti mengkritik sistem politik yang ada.

"Pileg tahun ini (2024) benar-benar gila!" ujarnya dengan tegas. Mencerminkan kekecewaannya terhadap dinamika politik yang terjadi. Namun, Gat Khaleb tidak berhenti hanya pada kekecewaan, melainkan juga menawarkan solusi-solusi yang ia anggap dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan pendekatan yang tegas namun berwawasan, Gat Khaleb berharap bukunya dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat di Dapilnya. Ia percaya bahwa dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang politik dan pemerintahan, masyarakat akan lebih mampu berpartisipasi dalam pembangunan daerah mereka sendiri.

Langkah ini juga menunjukkan komitmen Gat Khaleb untuk tetap terhubung dengan konstituennya, bahkan setelah proses pemilihan selesai. 

Dengan memberikan buku secara gratis kepada orang-orang yang suka membaca di wilayahnya, ia menunjukkan bahwa ia tidak hanya berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakatnya.

Mencari uang? Jangan jadi anggota dewan!

Sebagai buku pertama dari Gat, ini menandai langkah penting dalam perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dan dedikasi. Sebagai seorang aktivis mahasiswa pada tahun 1998 dari Universitas Kristen Indonesia, Gat terlibat dalam berbagai gerakan perubahan dan advokasi untuk keadilan sosial.

Setelah lulus kuliah, Gat memilih untuk kembali ke kampung halamannya dan menjalani profesi sebagai seorang guru. Namun, semangatnya untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakatnya tidak berhenti di situ. Ia terus berusaha untuk mencari cara-cara baru untuk memajukan daerahnya, termasuk dengan mencari hasil bumi seperti gaharu.

"Gaharu bukan hanya tentang uang bagi saya," ungkap Gat dengan jujur. 

"Ini adalah bagian dari upaya saya untuk mengembangkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat."

Walaupun berhasil mendapatkan pendapatan dari usahanya, Gat tidak pernah melupakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ia pegang teguh. Baginya, menjadi seorang anggota dewan bukanlah sekadar untuk mencari keuntungan materi.

"Jika tujuannya hanya untuk mencari uang, maka menjadi anggota dewan adalah pilihan yang salah," tegasnya dengan mantap.

Buku tebal berbobot

Buku Catatan Harian  Seorang Wakil Rakyat menjadi cerminan dari perjalanan hidup dan pemikiran Gat Khaleb. Ia membagikan pengalaman-pengalamannya, kisah inspiratif, serta pandangan-pandangannya tentang politik dan kepemimpinan yang berintegritas.

Dengan buku yang jumlah halamannya xxiv + 408 halaman ini, Gat berharap dapat menginspirasi generasi muda, serta memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam tentang tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin yang sejati. 

Bagi Gat, politik bukanlah sekadar tentang kekuasaan atau keuntungan pribadi, tetapi lebih pada pelayanan dan dedikasi untuk kemajuan bersama.

- Rangkaya Bada

LihatTutupKomentar
Cancel