Partisipasi Kunci Penting dalam Spin-out Gerakan Koperasi

Japan Consumer Co-operative Union, JCUU, Credit Union, CU, spin out, koperasi, Kurimoto, Robby Tulus, Inkopdit, Sabah

Prof. Akiria Karimito dari Tokyo University.

PATIH JAGA PATI: Pemekaran koperasi, atau spin-out, telah menjadi kunci bagi kemajuan pesat koperasi di Jepang, sebuah model yang bisa diikuti oleh koperasi di mana pun. 

Proses ini dapat dilakukan oleh koperasi apa pun, baik itu koperasi konsumsi seperti JCCU (Japan Consumer Co-operative Union), maupun koperasi kredit seperti yang dilakukan oleh CU anggota Puskhat, asalkan koperasi tersebut telah kokoh dan besar. 

Pentingnya keberadaan lembaga keuangan

Namun, untuk melaksanakan pemekaran, modal tentu sangat diperlukan, yang menunjukkan pentingnya keberadaan lembaga keuangan sebagai pendukung.

Kunci utama dalam membangun gerakan koperasi hasil spin-out adalah partisipasi. Partisipasi muncul dari rasa kedekatan dengan koperasi, baik dari atas oleh para akademisi dan praktisi maupun dari bawah oleh para anggota individu. 

Ketika partisipasi dari kedua arah ini bertemu di tengah-tengah, momentum besar tercipta. Semakin kuat partisipasinya, semakin kuat dan besarlah koperasi tersebut. Semangat dari partisipasi ini sejalan dengan prinsip ke-7 koperasi, yaitu kepedulian kepada sesama.

Pentingnya partisipasi

Partisipasi menjadi pilar utama dalam membangun gerakan koperasi hasil spin-out. Ini bukan sekadar keikutsertaan pasif, melainkan respons aktif dari individu dan kelompok terhadap visi dan misi koperasi. 

Keterlibatan dari atas, yang melibatkan kontribusi para akademisi dan praktisi dengan keahlian dan pengalaman mereka, serta keterlibatan dari bawah, yang diwakili oleh anggota individu yang memiliki kepentingan langsung dalam koperasi, menciptakan dinamika yang mendalam.

Kunci keberhasilan terletak pada penyatuan partisipasi dari kedua arah ini di tengah-tengah. Di sinilah momentum besar terjadi. 

Ketika para pemangku kepentingan saling berinteraksi, berbagi ide, dan menggabungkan keahlian mereka, koperasi menjadi lebih kuat dan lebih mampu menanggapi tantangan yang dihadapinya. 

Semakin intens partisipasinya, semakin besar dampaknya terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi.

Kepedulian kepada sesama

Semangat yang mendorong partisipasi ini sejalan dengan prinsip ke-7 koperasi, yaitu kepedulian kepada sesama. Ini bukan hanya tentang mencari keuntungan pribadi, tetapi juga tentang membantu sesama dan membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan dan inklusif. 

Dengan demikian, partisipasi bukan hanya menjadi alat untuk mencapai kesuksesan bisnis, tetapi juga menjadi cermin dari nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari gerakan koperasi.

Setelah pemekaran koperasi berhasil, penting untuk memperkuat prinsip ke-6, yaitu kerjasama antar koperasi. 

Kekuatan bisnis koperasi terletak pada kekuatan jaringannya, baik itu kerjasama di dalam gerakan internal maupun kerjasama antar koperasi dalam federasi seperti Puskopdit atau Inkopdit di Indonesia, atau di bawah Jepan Co-operative Alliance di Jepang.

Sebuah catatan penting yang diambil dari temuan Prof. Kurimoto adalah bahwa banyak bisnis akan mengalami penurunan setelah mencapai usia 30 tahun. 

Hal ini menguatkan apa yang disampaikan oleh pak Robby Tulus pada Seminar forum Inkopdit 2017, bahwa kita harus terus menimba ilmu bahkan sampai ke negeri Cina, sebagaimana dikatakan oleh pepatah. 

Itulah Saripati dari seminar internasional sehari Puskhat di Sabah pada tanggal 18 April 2024 dengan narasumber Prof. Akiria Karimito dari Tokyo University dan Robby Tulus.

Laporan: Munaldus
Editor: Masri Sareb Putra

LihatTutupKomentar
Cancel