Patih Jaga Pati dan Raja Hulu Aik Hadiri Ritual Adat Menait Bale Kepatihan

Patih Jaga Pati, Raja Hulu Aik, Singa Bansa, Alexander Wilyo, adat, Tantobus, adat Tantobus

Patih Jaga Pati bukan sembarang menari, melainkan: tarian adat.

PATIH JAGA PATI : Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo, S. STP., M. Si dan Singa Bansa, Raja Hulu Aik ke-51 menghadiri ritual adat Menait Bale Kepatihan Jaga Pati, di Jl. S. Parman, Gg. Kelapa Gading No. 21, Ketapang, Kamis (2/5/2024). 

Kegiatan peresmian Balai Kepatihan pada hari pertama diawali ritual adat Menait Bale Kepatihan dengan ritual adat Bihak-Krio, Kecamatan Hulu Sungai. 

Rangkaian kegiatan ritual adat Menait Bale Kepatihan diawali dengan ritual adat Mehubas (doa untuk mengusir roh jahat). Pelaksanaan ritual adat menaiki Balai Kepatihan ini  dipimpin oleh AR. Markus, domong dari Sepanggang, Desa Benua Krio. 

Adat Menait Bale Kepatihan

Pada ritual adat Menait Bale Kepatihan tersebut diadakan juga prosesi Mehagak hantu atau mengusir roh-roh jahat.

Selain itu, pada saat ritual adat Menait Bale juga dilangsungkan ritual adat Nyangkolatn (mendoakan Balai Kepatihan secara adat). 

Usai ritual adat Menait Balai dilanjutkan ritual adat Buang Sial di Sungai Pawan, di steher rumah adat Dayak Ketapang, Jl. Lingkar Kota. 

Ritual adat Menait Balai Kepatihan dilengkapi pula dengan 1 ekor babi, 1 ekor anjing, 12 ekor ayam,  ketupat, mandau, ketimbang, tebu mengkarung, kacang panjang, suka buru, mentamba gelana, serai, kunyit, keladi, keribang, tuak inas. 

Pada saat Buang Sial di Sungai Pawan, mewakili masyarakat adat Laman Sembilan Domong Sepuluh,  Raja Hulu Aik ke-51 dan Patih Jaga Pati pun harus mandi buang sial di Sungai Pawan.

Usai mandi Buang Sial di Sungai Pawan, acara dilanjutkan dengan ritual adat Babiso Lopas Buang Sial (memanggil semangat secara adat). 

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ritual adat Tantobus (doa supaya rumah nyaman ditempati, dan siapapun yang diam di Balai Kepatihan itu akan merasa nyaman dan tenang. Ritual adat Babiso diakhiri dengan ritual adat mengenakan golang tongang (gelang dari akar tongang) kepada ratusan tamu/undangan dan Panitia. 


Ritual adat Timang Tanduk Sengiang Holang

Acara dilanjutkan dengan ritual adat Timang Tanduk Sengiang Holang (menari adat) sebagai penutul ritual adat Menait Balai Kepatihan. Dengan ritual adat Timang Tanduk Sengiang Holang ini, semua tamu yang hadir mendapat berkat dari Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai. 

Serangkaian Upacaa Adat itu.

Ritual adat Menait Bale Kepatihan ini dihadiri antara lain oleh Sekjend MADN, Ketua DAD Provinsi Kalimantan Barat, para tokoh masyarakat adat di Kalimantan Barat, beberapa utusan dari Pemerintah Daerah dan DAD Se-Kalimantan Barat, para Ketua DAD Kecamatan se-Kabupaten Ketapang, para domong mantir dan masyarakat adat di wilayah Laman Sembilan Domong Sepuluh, yang meliputi Kabupaten Ketapang, Sanggau, Desa Darat Pantai Kapuas, dan sebagian Kalteng.
-- Thomas Tion
LihatTutupKomentar
Cancel