Imlek, Cina, Gus Dur, dan Kita

Imlek, Gs Dur, Identitas, Cina, Tionghoa, Lunar Year kayu, elemen, zodiak, Naga, Tan A Hak, Tan A Ni, Dan Tan Kau Pue
Penampakan Misa Inkulturasi Budaya Tionghoa pada Perayaan Imlek 2024 di gereja St. Helena, Tangerang.


PATIH JAGA PATI : Perayaan Imlek pada tanggal 10 Februari 2024 tidak hanya menjadi momen spesial bagi warga etnis Tionghoa di Indonesia, tetapi juga menjadi perayaan bersama bagi seluruh warga negara. 

Fenomena ini mencerminkan semangat kebersamaan dan toleransi dalam masyarakat Indonesia yang multikultural. 

Di balik ini semua adalah sosok Gus Dur, bapak multikultural yang kita hormati. Sebab sebelumnya, aksara dan budaya Cina, dibungkam untuk secara terbuka dipaparkan di Indonesia.

Monumen Pendaratan Pertama Migran Asal Cina Di Pemangkat

Tradisi perayaan Imlek yang melibatkan semua warga negara menunjukkan inklusivitas dan rasa persatuan yang dibangun di negara ini. 

Ekspesi budaya dan adat etnis Tionghoa di Indonesia, tak pelak lagi, adalah salah satu warisan positif dari Gus Dur. Sosok humoris ini semua kalangan mengakuinya sebagai bapak bangsa yang mempromosikan pluralisme dan toleransi di Indonesia.

Imlek di Indonesia: Legasi Gus Dur

Gus Dur, atau Abdurrahman Wahid, yang pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia, dikenal sebagai pemimpin yang mendorong dialog antaragama dan menghormati keberagaman budaya. Warisan pemikirannya membantu membentuk Indonesia sebagai negara yang menghargai dan merayakan keberagaman, termasuk perayaan-perayaan seperti Imlek.

Baca Dayak Tidak Dari Mana Pun, Melainkan Asli Borneo

Melalui perayaan Imlek yang meriah dan melibatkan semua komponen masyarakat, Indonesia terus menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah suatu beban, melainkan kekayaan yang memperkuat dan memperindah bangsa. 

Peristiwa ini menciptakan momentum positif untuk menjaga harmoni antar-etnis dan mengukuhkan kesatuan Indonesia sebagai sebuah negara yang multikultural.

Lunar Year, atau lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, adalah perayaan tahun baru dalam penanggalan lunisolar tradisional yang banyak dirayakan di berbagai budaya Asia, terutama oleh masyarakat Tionghoa. Tanggal pasti perayaan ini bervariasi setiap tahun karena mengikuti siklus bulan dan matahari.

Tahun Baru Imlek dimulai pada tanggal yang bervariasi setiap tahunnya, tetapi umumnya jatuh antara tanggal 21 Januari dan 20 Februari dalam penanggalan Gregorian. Perhitungannya didasarkan pada siklus 12 tahunan dari kalender binatang zodiak Cina. 

Baca Orang-Orang Hakka Di Singkawang

Setiap tahun dalam siklus ini diwakili oleh satu dari dua belas hewan zodiak, yang juga terkait dengan unsur seperti kayu, api, tanah, logam, atau air. ahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang dimulai pada tanggal 10 Februari 2024 menandai peralihan ke tahun Naga dengan unsur kayu dalam penanggalan Cina.

Pemeliharaan identitas penting

Orang Cina menunjukkan keunikan yang menarik dalam kemampuan mereka untuk mempertahankan dan merawat identitas ke-Cina-an, bahkan ketika mereka berada di berbagai belahan dunia. Mengikuti Imlek apar menambah wawasan mendalam tentang kekayaan budaya dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh komunitas Cina di luar negeri. 

Pepatah yang menyebutkan, "Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina!" bukan hanya sekadar ajakan untuk mengejar pengetahuan, tetapi juga mencerminkan keinginan untuk terus terhubung dengan akar budaya mereka, seolah-olah belajar dan memahami ke-Cina-an adalah suatu bentuk perjalanan spiritual kembali ke tanah air.

Pemeliharaan identitas ke-Cina-an tidak hanya bersifat statis, tetapi juga dinamis. Budaya Cina diaspora berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi inti-nilai dan tradisi tetap dijaga dengan penuh kebanggaan. 

Perjalanan intelektual ke Negeri Cina bukan hanya sebatas fisik, melainkan juga perjalanan batin yang membentuk pemahaman mendalam tentang akar budaya dan warisan yang dibawa oleh komunitas Cina ke manapun mereka pergi.

Baca Tan A Hak, Tan A Ni, Dan Tan Kau Pue: Tritunggal Misonaris Dari Tiongkok Penyebar Katolik Di Bumi Kayong

Pentingnya memahami ke-Cina-an sebagai bagian integral dari diri mereka tidak hanya menciptakan keberlanjutan budaya, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat bagi solidaritas dan identitas komunitas. 

Melalui penekanan pada nilai pendidikan dan pengetahuan sebagai jembatan menuju Negeri Cina, orang Cina di diaspora membuktikan bahwa pembelajaran tidak hanya sebagai upaya akademis, melainkan juga sebagai upaya untuk memelihara dan memperkaya warisan budaya yang diperoleh dari leluhur mereka.

Orang Cina menunjukkan keunikan yang menarik dalam kemampuan mereka untuk mempertahankan dan merawat identitas ke-Cina-an, bahkan ketika mereka berada di berbagai belahan dunia. 

Pentingnya memahami ke-Cina-an sebagai bagian integral dari diri mereka tidak hanya menciptakan keberlanjutan budaya, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat bagi solidaritas dan identitas komunitas. 

Melalui penekanan pada nilai pendidikan dan pengetahuan sebagai jembatan menuju Negeri Cina, orang Cina di diaspora membuktikan bahwa pembelajaran tidak hanya sebagai upaya akademis, melainkan juga sebagai upaya untuk memelihara dan memperkaya warisan budaya yang diperoleh dari leluhur mereka.

(Rangkaya Bada)

LihatTutupKomentar
Cancel