Berburu Gaharu Di Hutan Kalimantan (7) Masiun: Jangan Gadaikan Wilayah Hutan Adat Kalimantan!

gaharu, Masiun, menjaga alam, harmonis, etika alam, valuasi, hutan, wilayah adat, hutan adat, jangan digadai, air kehidupan

  • Dr. Stefanus Masiun, pakar ekonomi lingkungan.
Gaharu. Tanaman sejuta harga yang dapat ditemukan di sembarang hutan Borneo, meskipun bukan spesies tanaman eksklusif dari wilayah tersebut, masih tetap menjadi salah satu aset alam yang sangat berharga. Baca Berburu Gaharu Di Hutan Kalimantan

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Masiun pada tahun 2022 menyoroti hal ini, mengungkapkan fakta menarik. Bahwa hutan adat Borneo memiliki nilai ekonomi yang signifikan, yang termasuk dalam hal ini adalah nilai ekonomi gaharu.

Mengelola sumber daya gaharu tidak hanya sebatas meraih keuntungan ekonomi pribadi, melainkan juga harus memberikan manfaat sosial. Mengabaikan aspek sosial dan ekosistem, bisa berdampak negatif dan merugikan alam dan manusia itu sendiri.

Hasil penelitian tersebut secara mencolok menggambarkan bahwa sumber daya alam dari hutan adat Borneo memiliki dampak ekonomi yang jauh lebih besar, bahkan hingga 77 kali lipat, jika dibandingkan dengan alternatif lainnya.

Temuan Masiun menggarisbawahi pentingnya konservasi dan pengelolaan bijaksana dari sumber daya alam di pulau ini, yang saat ini menghadapi tantangan serius dalam bentuk deforestasi yang terus meningkat.

Dalam konteks perlindungan lingkungan. Perlu diingat bahwa air adalah unsur kehidupan yang paling penting. Hal ini menekankan urgensi untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan ekosistem alam.

Hasil penelitian Masiun juga mempertegas bahwa menjual atau mengorbankan wilayah adat kepada pihak lain dapat membahayakan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

  • Pohon gararu, karunia Sang Pencipta semesta alam pada penduduk Borneo.
Gaharu dianggap sebagai anugerah alam yang diberikan kepada masyarakat Borneo sebagai wujud penghargaan terhadap alam dan pemberian sumber daya alam yang diterima dengan cuma-cuma. Hal ini mengilustrasikan tanggung jawab etis untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Konsep "Pohon gararu, karunia Sang Pencipta semesta alam pada penduduk Borneo" ini sesuai dengan pandangan orang Dayak yang meyakini bahwa manusia adalah bagian integral dari mikrokosmos alam semesta. Artinya, manusia yang bermoral dan berakal budi wajib menjaga alam adalah menjaga diri sendiri.

Usaha untuk mengelola sumber daya gaharu tidak hanya sebatas meraih keuntungan ekonomi pribadi. Lebih dari itu, sumber daya gaharu harus memberikan manfaat sosial bagi warga pemangku wilayah adat dan masyarakat sekitarnya.

Baca Berburu Gaharu Di Hutan Kalimantan (Bagian I Dari 10 Tulisan)

Mengabaikan aspek sosial bisa berdampak negatif dan merugikan alam itu sendiri, mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab sosial dalam pengelolaan sumber daya alam.

Karena itu, menjaga lingkungan alam Borneo menjadi sangat penting, terutama bagi penduduk asli atau "orang asal." Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menghargai anugerah alam yang diberikan. Baca artikel terkait Berburu Gaharu Di Hutan Kalimantan (Bagian I Dari 10 Tulisan)

Sembari itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah: memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari sumber daya alam ini dikelola secara bijaksana, demi keberlanjutan dan kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat yang bergantung padanya. *)

LihatTutupKomentar
Cancel