Misa Syukur Tahbisan Uskup baru Banjarmasin: Mengapa di Ketapang?

Mgr.Victorius, Banjarmasin, Keuskupan, Laurensius Sutadi, Dwiardy, Mgr., monseigneur, misa, pangeran, prelatus, uskup, Frans Daga, Rufina Ekawati.

Mgr.Victorius Dwiardy Ofm Cap (kiri) didampingi Laurensius Sutadi, Pr, Vikjen Keuskupan Ketapang.

Ketapang - PATIH JAGA PATI

Senja itu Rabu, 22 November 2023. Saya dan keluarga diundang untuk menghadiri Misa Syukur Tahbisan Uskup baru Banjarmasin, di Rumah kediaman keluarga Frans Dagar, di Lingkungan St. Paulus Rasul Paroki Katedral St. Gemma Galgani Ketapang.


Tidak kurang dari 200-an orang hadir dalam acara Misa Syukur tersebut. Mengapa Misa syukurnya diadakan di Ketapang, apa hubungan dengan tahbisan Uskup baru Banjarmasin?

Baca Surat Keterangan Tanah (SKT) Orang Dayak: Tanaman Buah Dan Karet


Pertanyaan itu dapat saja muncul di benak orang yang hadir atau membaca narasi ini.


Mengapa di Ketapang?


Ya. Frans Dagar adalah ipar atau suami dari Rufina Ekawati yang adalah adik kandung Mgr.Victorius Dwiardy Ofm Cap, yang baru saja ditahbiskan menjadi uskup Keuskupan Banjarmasin yang baru menggantikan Mgr. Petrus Boddeng Timang yang memasuki masa pensiun.


Mgr.Victorius Dwiardy Ofm Cap.

Peristiwa tahbisan itu berlangsung di Hotel Grand Palace Ballroom, Banjarmasin pada hari Sabtu, 4 November 2023 dimana Mgr.Piero Pioppo, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia bertindak sebagai Penahbis Utama, sedangkan Mgr.Agustinus Agus Uskup Agung Pontianak dan Mgr. Petrus Boddeng Timang (uskup Emeritus) bertindak sebagai Penahbis Pendamping.


Baca Gelegar Sumpah Patih Wilyo


Peristiwa iman yang sakral ini juga dihadiri oleh seluruh Uskup Indonesia, Pejabat pemerintah, tokoh umat, tokoh agama dan tokoh masyarakat, termasuk anggota keluarga seperti Frans Dagar dan isteri yang berdomisili di kota Ketapang. 

          

 “Banyak anggota keluarga dari Kalbar yang mau hadir pada upacara tahbisan saya, tapi karena tempatnya sangat terbatas, maka undangan dan keluarga yang dapat hadir juga sangat dibatasi; oleh sebab itu saya berinisiatif setelah acara tahbisan, sayalah yang datang ke tempat keluarga di Bengkayang, Pontianak dan Ketapang”, demikian Mgr.Victorius memberi pengantar saat mengawali Misa Syukur Tahbisannya di Ketapang.


Mgr. Victorius didampingi Laurensius Sutadi, Pr.


Saat itu Mgr. (monseigneur : pangeran atau prelatus - Perancis) Victorius didampingi oleh Pastor Laurensius Sutadi, Pr, Pastor Kepala Paroki Katedral St. Gemma Galgani Ketapang, yang adalah sekaligus Vikjen Keuskupan Ketapang.


Dijelaskan oleh Romo Vikjen bahwa Uskup Ketapang Mgr. Pius Riana Prabdi tidak dapat hadir untuk mendampingi Mgr.Victorius karena sedang ada kunjungan pastoral di Paroki pedalaman. 


Pada momen tersebut ternyata keluarga Frans Dagar dan Rufina Ekawati juga merayakan Hari Ulang Tahun Perkawinannya yang ke-36, yang dihadiri sekitar 200-an orang keluarga dan undangan.


Siapa Mgr. Victorius Dwiardy, Ofm Cap.

Ia lahir di Sebalos, Bengkayang, Kalimantan Barat, 14 Desember 1968  dari pasangan Jibrael Kondoh dan Yupita Gumi.


Masa novisiatnya dimulai di Parapat, dan setelahnya menempuh studi filsafat dan teologi di Seminari Tinggi Pematang Siantar, antara 1989 - 1998. Ia mengucapkan Kaul Kekal hari Senin, 23 Agustus 1997. 


Baca Dayak Tidak Dari Mana Pun, Melainkan Asli Borneo


Dwiardy ditahbiskan sebagai imam pada hari Sabtu, 10 Oktober 1998 di Gereja Santo Pius X, Bengkayang, dan kemudian belajar bidang ilmu hukum di Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Jakarta antara 2003-2008. Karya pastoralnya berawal pada 1998 di Paroki Katedral Pontianak dan di Paroki Tebet, Jakarta Selatan. Di samping itu, ia juga aktif di Yayasan Dharma Insan periode 2008-2013.


Mgr. Victorius yang setelah tahbisan uskup langsung mengikuti Sidang Tahunan KWI 2023 yang berlangsung dari tanggal 7 – 14 November 2023 di Jakarta yang mengusung tema “ Berjalan Bersama Menuju Indonesia Damai”.


Tahun 2013 ia terpilih sebagai anggota Konsili umum Kapusin di Roma sampai tahun 2023 atau selama sekitar 10 tahun. Pada hari Sabtu, 08 Juli 2023, Paus Fransiskus menunjuk dan mengangkatnya sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin yang baru.


Akhirnya Ia ditahbiskan menjadi Uskup Banjarmasin pada hari Sabtu, 4 November 2023 dengan moto : Ardere et Lucere (berkobar dan bercahaya).


Keuskupan Banjarmasin Sekilas

Keuskupan Banjarmasin adalah adalah salah satu keuskupan Gereja Katolik di Indonesia, serta menjadi keuskupan sufragan dari provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Agung SamarindaKeuskupan Palangka Raya, dan Keuskupan Tanjung Selor


Keuskupan Banjarmasin meliputi seluruh wilayah Kalimantan Selatan seluas 37.530 km², dengan pusat keuskupan di Kota Banjarmasin, dengan alamat : Jl.Brigjend. H.Hasan Basri No. 48, Kayutangi, Banjarmasin Utara, Banjarmasin 70124, Kalimantan Selatan.


Berdasarkan data di wikipedia, jumlah umat di Keuskupan ini adalah 22.000 orang dan dilayani oleh 18 Imam serta memiliki 4 Dekanat, yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, Tanjung dan Batu Licin.


Baca Belajar Jadi Pemimpin Muda Dari Hayam Wuruk


Mulanya merupakan bagian dari Vikariat Apostolik Borneo Olandese yang kemudian dipisahkan menjadi Prefektur Apostolik Banjarmasin pada 21 Mei 1938. Pembinaannya diserahkan Kongregasi Suci Pewartaan Iman (Propaganda Fide) kepada tarekat Misionaris Keluarga Kudus (MSF).


Pada 10 Maret 1949 ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Banjarmasin. Karena perkembangannya kemudian dipecah dengan berdirinya Prefektur Apostolik Samarinda pada 21 Februari 1955. Bersamaan dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik mandiri di Indonesia pada 3 Januari 1961 meningkat statusnya menjadi diosis atau keuskupan, sehingga saat ini usianya sudah mencapai 62 tahun.  


Dalam homiliya, Mgr. Victorius yang setelah tahbisan uskup langsung mengikuti Sidang Tahunan KWI 2023 yang berlangsung dari tanggal 7 – 14 November 2023 di Jakarta yang mengusung tema “ Berjalan Bersama Menuju Indonesia Damai”.


Menurutnya tema itu diusung berhubungan dengan situasi politik Indonesia dalam menyongsong tahun politik dengan pemilu serentak pada tahun 2024 dan menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka atau Indonesia Emas 2045 serta menyongsong peringatan 100 tahun KWI 2024.


Warning untuk Indonesia


Menurutnya, KWI juga menghimbau masyarakat luas agar memperlakukan anak- anak dan kaum perempuan secara terhormat dan bermartabat, yang diperjuangkan sejak R.A. Kartini, tetapi sampai sekarang belum menghasilkan buah yang menggembirakan.


Untuk kaum muda, dikatakan mereka bukan saja pemilik masa depan, tetapi juga pemilik masa kini; sebab bila saat ini kaum muda salah arah, maka kehidupan generasi masa depan juga akan rusak.


Baca Yetrie : Ensiklopedia Profesor Dayak 2


Kepada umat yang hadir saat itu dan juga yang tidak hadir, Mgr Victorius menghimbau agar keluarga- keluarga Katolik tidak hanya puas dengan memiliki 2 anak, tetapi harus lebih, sehingga cukup kader untuk masa depan bangsa dan gereja, termasuk untuk menjadi Imam, Bruder dan Suster.


Di negara- negara barat, kata Mgr. Victorius, tingkat pertumbuhan penduduk Nol (0), bahkan minus, sehingga saat ini mereka mengalami kekurangan bahkan krisis sumber daya manusia muda.


“Apakah kita di di Indonesia dan khususnya di Kalimantan menginginkan kondisi seperti itu”,tanyanya.


Pencerahan Mgr. Victorius Dwiardy


Terima kasih pencerahannya Mgr. Victorius Dwiardy, Selamat menjalankan tugas perutusan sebagai Uskup di Keuskupan Banjarmasin. Semoga senantiasa sehat dan berlimpah berkat dan kepada Frans Dagar dan Rufina Ekawati.


Selamat Ulang Tahun Perkawinan ke- 36 dan terus langgeng sampai titik akhir serta terus bahagia.
(R.Musa Narang).


LihatTutupKomentar
Cancel